Indeks Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IPMK) selama ini lebih dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).
IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar:
- Umur panjang dan hidup sehat
- Pengetahuan
- Standar hidup layak
Bagaimana posisi Indeks PMK terhadap IPM?
Konsep Indeks PMK adalah melengkapi IPM. Indeks PMK lebih melihat kesejahteraan sebagai multidimensional aspects. Hal itu dapat dilihat misalnya dari metodologi penyusunan Indeks PMK. Pengukuran Indeks PMK ditujukan untuk membantu pemantauan dan pengendalian atas pelaksanaan program/kegiatan pembangunan manusia dan kebudayaan yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat (berbasis outcome).
Terhadap IPM, dalam hal ini Indeks PMK memberikan dukungan cakupan beberapa variabel sebagai berikut:
1) Isu Strategis Bidang PMK dalam RPJMN 2020-2024;
2) Janji Presiden Bidang PMK;
3) Siklus Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
4) Major Project Bidang PMK
Indeks PMK dibagi dalam 3 (tiga) dimensi pembangunan:
1) dimensi kualitas manusia Indonesia,
2) dimensi kapabilitas manusia Indonesia,
3) dimensi pembangunan karakter
Pada dimensi peningkatan kualitas manusia Indonesia, fokus koordinasi diarahkan untuk menjamin pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Pada dimensi peningkatan kapabilitas manusia Indonesia, arahnya adalah pemberdayaan yang memberikan dampak pada peningkatan kapabilitas manusia Indonesia. Pada dimensi pembangunan karakter manusia arahnya adalah pembangunan karakter manusia Indonesia.
